UDANA 8
Zen Buddhisme prinsipnya:
‘A special transmission outside the scriptures,. Not relying on words or letters. By directly pointing to one’s Mindâ€
(Transmisi Istimewa diluar kitab suci. Tidak bersandar pada kata2 atau huruf2. Secara langsung menunjuk ke Batin seseorangâ€)
'Open your mouth, is a mistake/you are wrong"
Begitu buka mulut aja udh konstruksi mental.. bukan kesejatian itu sendiri....
-Udana VIII:3 umumnya diterjemahkan sbg berikut:
 Buddha mengatakan, “ Atthi, Bhikkave Ajatang Abhutang Akatang Asangkhatang …â€
yang artinya “O Bhikkhu, ADA yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak / yang tidak berkondisi …â€
Dengan adanya Yang Mutlak, Yang Tidak Berkondisi (Asankhata-Dhamma) maka semua makhluk yang berkondisi (sankhata) bisa terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan tertinggi dengan cara merealisasi Nibbana.
Karena Atthi (ADA) dijelaskan sebagai Asankhata-Dhamma maka ADA yang dimaksud bersifat anatta (tanpa aku) yang tidak dapat dipersonifikasikan dan tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun.
ADA tersebut SANGAT SEMPURNA, pikiran manusia yg masih terbelenggu oleh napsu duniawi tidak akan mampu untuk memahaminya. Satu-satunya Jalan untuk memahami ADA hanyalah dengan merealisasi NIBBANA.
[Sudhana Kalama]
kalau pun terpaksa mau pakai kata tambahan ‘Sesuatu’ untuk mengungkapkannya lewat kata-kata, bukan berarti itu langsung menunjuk pada suatu pribadi, sosok, individu, Nya yang bisa dimohon.
Pernyataan dalam Udana itu merujuk pada : NIBBANA… HAKIKAT YANG TAK BERKONDISI kebalikanya : samsara dan segala fenomena yang berkondisi.
“Nibbana, O baginda, tidak dibentuk, dan karenanya tidak ada sebab yang dapat ditunjuk bagi pembuatannya. Tidak dapat dikatakan bahwa nibbana itu telah timbul atau dapat timbul; bahwa nibbana itu adalah masa lalu, masa kini atau masa mendatang; atau dapat dikenali dengan mata, telinga, hidung, lidah atau tubuh.â€
“Kalau begitu, Nagasena, nibbana adalah kondisi yang tidak ada!â€
“Nibbana itu ada, O baginda, dan dapat dikenali lewat pikiran. Seorang siswa luhur yang pikirannya murni, mulia, tulus, tidak terhalang, dan bebas dari kemelekatan akan dapat mencapai nibbana.â€
“Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan, apakah nibbana itu?â€
“Apakah ada sesuatu yang disebut angin?â€
“Ya, ada.â€
“Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan, apakah angin itu?â€
“Tidaklah mungkin dapat menjelaskan apa angin itu dengan menggunakan perumpamaan, tetapi toh angin itu ada.â€
“Demikian juga, O baginda, nibbana itu ada tetapi tidak mungkin digambarkan.â€
[Milinda panha – Bab 14]
kalau pun mau memakai istilah dan penjelasan tambahan dalam Sutra2 Mahayana, spt SUNYATA, DHARMATA, TATHATA, BUTHATA, DHARMAKAYA, KEDEMIKIANAN, JALAN TENGAH, HAKIKAT KEBUDDHAAN, SUCHNESS, THUSNESS, ‘Satu ranah dharma sejati’, ‘Satu adalah semua-semua adalah satu’ dlsb,
tetap kalau terpaksa mau didefinisikan adalah hakikat yang tak berkondisi, yang tidak berbentuk, yang melampaui ruang dan waktu, melampaui logika/konstruksi mental, melampaui kata2, melampaui dualitas.
kesimpulannya mau tahu apa itu nibbana, apa itu ketuhanan dlm Buddhisme, “WHAT IS THIS?†“WHO AM I?†carilah dari dalam diri sendiri…! Awan Batin delusimu enyahkan, maka matahari hakikat sejatimu akan tampak!
segala yang berbentuk, segala yang ada di alam semesta termasuk aku yang orang anggap adalah tubuh dan batin yang berkondisi ini, Kelahiran kembali di roda samsara itu hakikatnya palsu, carilah kesejatianmu!
bukan dicari di luar dng memohon Tuhan2 atau Buddha sekalipun…
kecaplah, rasakanlah, menyelamlah langsung sendiri, bukan berkutat pada kata2, definisi….! Heningkanlah pikiranmu, seperti mengendapkan lumpur dalam gelas, shg kebijaksanaan intuitifmu menemukannya.
Buddha hanya memberi petunjuk, diri sendirilah yang bisa menemukannya.! Karena awan hitam kekotoran batin yang menutupi hakikat sejati kita itu juga kita sendiri yang ciptakan... tinggal bangun dari mimpi...
‘A special transmission outside the scriptures,. Not relying on words or letters. By directly pointing to one’s Mindâ€
(Transmisi Istimewa diluar kitab suci. Tidak bersandar pada kata2 atau huruf2. Secara langsung menunjuk ke Batin seseorangâ€)
'Open your mouth, is a mistake/you are wrong"
Begitu buka mulut aja udh konstruksi mental.. bukan kesejatian itu sendiri....
-Udana VIII:3 umumnya diterjemahkan sbg berikut:
 Buddha mengatakan, “ Atthi, Bhikkave Ajatang Abhutang Akatang Asangkhatang …â€
yang artinya “O Bhikkhu, ADA yang tidak dilahirkan, yang tidak menjelma, yang tidak tercipta, yang mutlak / yang tidak berkondisi …â€
Dengan adanya Yang Mutlak, Yang Tidak Berkondisi (Asankhata-Dhamma) maka semua makhluk yang berkondisi (sankhata) bisa terbebas dari penderitaan dan mencapai kebahagiaan tertinggi dengan cara merealisasi Nibbana.
Karena Atthi (ADA) dijelaskan sebagai Asankhata-Dhamma maka ADA yang dimaksud bersifat anatta (tanpa aku) yang tidak dapat dipersonifikasikan dan tidak dapat digambarkan dalam bentuk apa pun.
ADA tersebut SANGAT SEMPURNA, pikiran manusia yg masih terbelenggu oleh napsu duniawi tidak akan mampu untuk memahaminya. Satu-satunya Jalan untuk memahami ADA hanyalah dengan merealisasi NIBBANA.
[Sudhana Kalama]
kalau pun terpaksa mau pakai kata tambahan ‘Sesuatu’ untuk mengungkapkannya lewat kata-kata, bukan berarti itu langsung menunjuk pada suatu pribadi, sosok, individu, Nya yang bisa dimohon.
Pernyataan dalam Udana itu merujuk pada : NIBBANA… HAKIKAT YANG TAK BERKONDISI kebalikanya : samsara dan segala fenomena yang berkondisi.
“Nibbana, O baginda, tidak dibentuk, dan karenanya tidak ada sebab yang dapat ditunjuk bagi pembuatannya. Tidak dapat dikatakan bahwa nibbana itu telah timbul atau dapat timbul; bahwa nibbana itu adalah masa lalu, masa kini atau masa mendatang; atau dapat dikenali dengan mata, telinga, hidung, lidah atau tubuh.â€
“Kalau begitu, Nagasena, nibbana adalah kondisi yang tidak ada!â€
“Nibbana itu ada, O baginda, dan dapat dikenali lewat pikiran. Seorang siswa luhur yang pikirannya murni, mulia, tulus, tidak terhalang, dan bebas dari kemelekatan akan dapat mencapai nibbana.â€
“Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan, apakah nibbana itu?â€
“Apakah ada sesuatu yang disebut angin?â€
“Ya, ada.â€
“Kalau begitu, jelaskanlah dengan perumpamaan, apakah angin itu?â€
“Tidaklah mungkin dapat menjelaskan apa angin itu dengan menggunakan perumpamaan, tetapi toh angin itu ada.â€
“Demikian juga, O baginda, nibbana itu ada tetapi tidak mungkin digambarkan.â€
[Milinda panha – Bab 14]
kalau pun mau memakai istilah dan penjelasan tambahan dalam Sutra2 Mahayana, spt SUNYATA, DHARMATA, TATHATA, BUTHATA, DHARMAKAYA, KEDEMIKIANAN, JALAN TENGAH, HAKIKAT KEBUDDHAAN, SUCHNESS, THUSNESS, ‘Satu ranah dharma sejati’, ‘Satu adalah semua-semua adalah satu’ dlsb,
tetap kalau terpaksa mau didefinisikan adalah hakikat yang tak berkondisi, yang tidak berbentuk, yang melampaui ruang dan waktu, melampaui logika/konstruksi mental, melampaui kata2, melampaui dualitas.
kesimpulannya mau tahu apa itu nibbana, apa itu ketuhanan dlm Buddhisme, “WHAT IS THIS?†“WHO AM I?†carilah dari dalam diri sendiri…! Awan Batin delusimu enyahkan, maka matahari hakikat sejatimu akan tampak!
segala yang berbentuk, segala yang ada di alam semesta termasuk aku yang orang anggap adalah tubuh dan batin yang berkondisi ini, Kelahiran kembali di roda samsara itu hakikatnya palsu, carilah kesejatianmu!
bukan dicari di luar dng memohon Tuhan2 atau Buddha sekalipun…
kecaplah, rasakanlah, menyelamlah langsung sendiri, bukan berkutat pada kata2, definisi….! Heningkanlah pikiranmu, seperti mengendapkan lumpur dalam gelas, shg kebijaksanaan intuitifmu menemukannya.
Buddha hanya memberi petunjuk, diri sendirilah yang bisa menemukannya.! Karena awan hitam kekotoran batin yang menutupi hakikat sejati kita itu juga kita sendiri yang ciptakan... tinggal bangun dari mimpi...