UCAPAN BENAR
Ucapan Benar dalam Pandangan Agama Buddha harus memenuhi beberapa faktor berikut, yaitu:
1. Jujur
2. Disampaikan dengan lembut
3. Menimbulkan Keharmonisan
4. Bermanfaat
5. Tepat waktu
6. Didasari oleh cinta kasih
1. Jujur
Penulis rasa kita semua sudah tahu mengenai makna dari jujur. Perkataan yang jujur adalah perkataan yang apa adanya, tanpa ada hal yang dilebihkan atau dikurangkan. Lawan dari jujur adalah berbohong. Penyebab seseorang berbohong utamanya hanya ada 2, yaitu takut atau tidak percaya diri. Silahkan kita renungkan masing-masing dan ingatlah kapan kita telah berbohong, dan cari tau sebabnya, apakah dilandasi rasa takut atau justru kita tidak percaya diri????
2. Disampaikan dengan lembut
Ucapan benar juga harus memenuhi syarat nomor 2, yaitu disampaikan dengan lembut. Jadi, jika kita menyampaikan hal yang jujur dengan nada suara yang tinggi (cenderung teriak), dapat dipastikan itu belum masuk kategori ucapan benar dalam pandangan Agama Buddha.
3. Menimbulkan Keharmonisan
Setelah memenuhi jujur dan disampaikan dengan lembut, faktor selanjutnya adalah perkataan yang keluar dari mulut kita sebaiknya menimbulkan suasana yang penuh dengan keharmonisan. Ketika ucapan kita justru menimbulkan perpecahan, perkataan kita belum termasuk kategori ucapan yang benar.
4. Bermanfaat
Faktor selanjutnya adalah ditinjau dari segi manfaat. Kita lebih baik diam, seandainya tidak bisa mengeluarkan ucapan yang bermanfaat untuk banyak orang.
5. Tepat waktu
Unsur ucapan benar yang selanjutnya adalah tepat waktu. Artinya, ucapan yang kita sampaikan harus memperhatikan situasi dan kondisi yang pas untuk disampaikan. Berkaitan dengan tepat waktu, penulis teringat dengan salah seorang dosen statistika yang pernah bercerita tentang kematian seorang anak di rumah sakit. Beliau ditugaskan untuk memberi kabar ke pihak orang tua korban bahwa si anak telah meninggal. Dosen tersebut berpikir keras, kalo langsung menelpon si orang tua dan memberi tahu bahwa anaknya telah meninggal, akan menyebabkan orang tuanya menjadi syok. Kalo tidak dikasih tau bahwa si anak meninggal, maka dia telah berbohong. Akhirnya, dia memberanikan diri tetap menelpon si orang tua korban, dan memberi kabar dengan pernyataan berikut.
“Bu, nilai variansi dari napas anak Ibu adalah nol†😀
Selamatlah Dosen tersebut dari ucapan berbohong. Pernyataan tersebut justru membuat sang ibu menjadi bingung dibanding seharusnya bersedih. 😀
6. Didasari oleh cinta kasih
Unsur yang terkahir dalam ucapan benar adalah ucapan yang disampaikan dilandasi oleh cinta kasih. Artinya, ucapan yang keluar dari mulut kita haruslah memberikan kebahagiaan untuk makhluk yang mendengarnya.
1. Jujur
2. Disampaikan dengan lembut
3. Menimbulkan Keharmonisan
4. Bermanfaat
5. Tepat waktu
6. Didasari oleh cinta kasih
1. Jujur
Penulis rasa kita semua sudah tahu mengenai makna dari jujur. Perkataan yang jujur adalah perkataan yang apa adanya, tanpa ada hal yang dilebihkan atau dikurangkan. Lawan dari jujur adalah berbohong. Penyebab seseorang berbohong utamanya hanya ada 2, yaitu takut atau tidak percaya diri. Silahkan kita renungkan masing-masing dan ingatlah kapan kita telah berbohong, dan cari tau sebabnya, apakah dilandasi rasa takut atau justru kita tidak percaya diri????
2. Disampaikan dengan lembut
Ucapan benar juga harus memenuhi syarat nomor 2, yaitu disampaikan dengan lembut. Jadi, jika kita menyampaikan hal yang jujur dengan nada suara yang tinggi (cenderung teriak), dapat dipastikan itu belum masuk kategori ucapan benar dalam pandangan Agama Buddha.
3. Menimbulkan Keharmonisan
Setelah memenuhi jujur dan disampaikan dengan lembut, faktor selanjutnya adalah perkataan yang keluar dari mulut kita sebaiknya menimbulkan suasana yang penuh dengan keharmonisan. Ketika ucapan kita justru menimbulkan perpecahan, perkataan kita belum termasuk kategori ucapan yang benar.
4. Bermanfaat
Faktor selanjutnya adalah ditinjau dari segi manfaat. Kita lebih baik diam, seandainya tidak bisa mengeluarkan ucapan yang bermanfaat untuk banyak orang.
5. Tepat waktu
Unsur ucapan benar yang selanjutnya adalah tepat waktu. Artinya, ucapan yang kita sampaikan harus memperhatikan situasi dan kondisi yang pas untuk disampaikan. Berkaitan dengan tepat waktu, penulis teringat dengan salah seorang dosen statistika yang pernah bercerita tentang kematian seorang anak di rumah sakit. Beliau ditugaskan untuk memberi kabar ke pihak orang tua korban bahwa si anak telah meninggal. Dosen tersebut berpikir keras, kalo langsung menelpon si orang tua dan memberi tahu bahwa anaknya telah meninggal, akan menyebabkan orang tuanya menjadi syok. Kalo tidak dikasih tau bahwa si anak meninggal, maka dia telah berbohong. Akhirnya, dia memberanikan diri tetap menelpon si orang tua korban, dan memberi kabar dengan pernyataan berikut.
“Bu, nilai variansi dari napas anak Ibu adalah nol†😀
Selamatlah Dosen tersebut dari ucapan berbohong. Pernyataan tersebut justru membuat sang ibu menjadi bingung dibanding seharusnya bersedih. 😀
6. Didasari oleh cinta kasih
Unsur yang terkahir dalam ucapan benar adalah ucapan yang disampaikan dilandasi oleh cinta kasih. Artinya, ucapan yang keluar dari mulut kita haruslah memberikan kebahagiaan untuk makhluk yang mendengarnya.