MAGGA PUJA
Peristiwa Magha Puja (Februari atau Maret) ini diawali ketika Sang Buddha berada di Taman Tupai, hutan bambu Veluvana-arama, di kota Rajagaha pada bulan Magha. Pada saat yang sama Sang Buddha dikunjungi oleh para Bhikkhu yang telah mencapai tingkat kesucian Arahat dan memiliki kemampuan batin (abhinna).
4 faktor peristiwa utama (Caturangasanipata) :
(1) Berkumpulnya para Bhikkhu yang berjumlah 1250 orang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
(2) Mereka semuanya telah mencapai tingkat kesucian dan memiliki kemampuan abhinna.
(3) Mereka ditabiskan dengan memakai ucapan Ehi Bhikkhu.
(4) Sang Buddha membabarkan Ovadapatimokkha kepada Mereka.
Sabba Päpassa akaranang
Kusalassa upasampadä
Sacitta pariyodapanang
Etang Buddhäna säsanang
Janganlah berbuat kejahatan,
Perbanyaklah perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran para Buddha.
(Dhammapada bab XIV ayat 183)
Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi. Nibbana adalah yang tertinggi,†begitulah sabda para Buddha.
Dia yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana). (184)
Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan, Makanlah secukupnya,
Hidup di tempat yang sunyi,
Dan giat mengembangkan batin nan luhur, Inilah ajaran para Buddha. (185)
6 abhinna atau kemampuan batin yaitu :
(1) Pubbenivasanussatinana, yang berarti kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang dahulu.
(2) Dibbacakkhunana, yang berarti kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan melihat muncul lenyapnya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan karmanya masing-masing (mata dewa)
(3) Asavakkhayanana, yang berarti kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin.
(4) Cetoporiyanana, yang berarti kemampuan untuk membaca pikiran makhluk-makhluk lain.
(5) Dibbasotanana, yang berarti kemampuan untuk mendengar suara-suara dari alam apaya, alam manusia, alam dewa, dan alam brahma yang dekat maupun yang jauh.
(6) Iddhividhanana, yang berarti kekuatan magis yang terdiri dari :
(a) Adhittana-iddhi, yang berarti kemampuan mengubah tubuh sendiri dari satu menjadi banyak dan dari banyak menjadi satu.
(b) Vikubbana-iddhi, yang berarti kemampuan untuk “menyalin rupa “, umpamanya menyalin rupa menjadi anak kecil, raksasa membuat diri menjadi tidak tertampak.
(c) Manomaya-iddhi, yang berarti kemampuan mencipta dengan menggunakan pikiran, umpamanya menciptakan harimau, pohon, dewi
(d) Nanavipphara-iddhi, yang berarti pengetahuan menembus ajaran.
(e) Samadhivipphara-iddhi, yang berati kemampuan konsentrasi, seperti :
(i) Kemampuan menembus dinding, tanah, dan gunung.
(ii) Kemampuan menyelam ke dalam bumi bagaikan menyelam kedalam air.
(iii) Kemampuan berjalan diatas air.
(iv) Kemampuan melawan air.
(v) Kemampuan terbang di angkasa.
4 faktor peristiwa utama (Caturangasanipata) :
(1) Berkumpulnya para Bhikkhu yang berjumlah 1250 orang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
(2) Mereka semuanya telah mencapai tingkat kesucian dan memiliki kemampuan abhinna.
(3) Mereka ditabiskan dengan memakai ucapan Ehi Bhikkhu.
(4) Sang Buddha membabarkan Ovadapatimokkha kepada Mereka.
Sabba Päpassa akaranang
Kusalassa upasampadä
Sacitta pariyodapanang
Etang Buddhäna säsanang
Janganlah berbuat kejahatan,
Perbanyaklah perbuatan baik,
Sucikan pikiran,
Inilah ajaran para Buddha.
(Dhammapada bab XIV ayat 183)
Kesabaran adalah praktik bertapa yang paling tinggi. Nibbana adalah yang tertinggi,†begitulah sabda para Buddha.
Dia yang masih menyakiti orang lain,
Sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana). (184)
Tidak menghina, tidak menyakiti,
Mengendalikan diri sesuai dengan peraturan, Makanlah secukupnya,
Hidup di tempat yang sunyi,
Dan giat mengembangkan batin nan luhur, Inilah ajaran para Buddha. (185)
6 abhinna atau kemampuan batin yaitu :
(1) Pubbenivasanussatinana, yang berarti kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang dahulu.
(2) Dibbacakkhunana, yang berarti kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan melihat muncul lenyapnya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan karmanya masing-masing (mata dewa)
(3) Asavakkhayanana, yang berarti kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin.
(4) Cetoporiyanana, yang berarti kemampuan untuk membaca pikiran makhluk-makhluk lain.
(5) Dibbasotanana, yang berarti kemampuan untuk mendengar suara-suara dari alam apaya, alam manusia, alam dewa, dan alam brahma yang dekat maupun yang jauh.
(6) Iddhividhanana, yang berarti kekuatan magis yang terdiri dari :
(a) Adhittana-iddhi, yang berarti kemampuan mengubah tubuh sendiri dari satu menjadi banyak dan dari banyak menjadi satu.
(b) Vikubbana-iddhi, yang berarti kemampuan untuk “menyalin rupa “, umpamanya menyalin rupa menjadi anak kecil, raksasa membuat diri menjadi tidak tertampak.
(c) Manomaya-iddhi, yang berarti kemampuan mencipta dengan menggunakan pikiran, umpamanya menciptakan harimau, pohon, dewi
(d) Nanavipphara-iddhi, yang berarti pengetahuan menembus ajaran.
(e) Samadhivipphara-iddhi, yang berati kemampuan konsentrasi, seperti :
(i) Kemampuan menembus dinding, tanah, dan gunung.
(ii) Kemampuan menyelam ke dalam bumi bagaikan menyelam kedalam air.
(iii) Kemampuan berjalan diatas air.
(iv) Kemampuan melawan air.
(v) Kemampuan terbang di angkasa.