cerpen remaja

Twice

Cinta…
Dulu itu merupakan suatu kata yang sangat pahit bagiku, tapi tidak untuk saat ini.
Karena orang yang sangat kucintai, saat ini sedang bersamaku, kita melangkah tanpa beban sedikitpun melewati padang rerumputan yang biasa saja tapi sangat elok nan indah saat ini, mungkin karena kehadirannya yang sangat tidak diduga-duga.

Mentari, yah dialah orang yang saat ini bersamaku. Seseorang yang sudah lama kucintai, tetapi aku tak sedikitpun berani mengungkapkannya, bukan karena keindahan parasnya atau senyumnya, tetapi karena jiwa kepedulian dia terhadap orang lain itulah yang dapat menggetarkan kalbuku.

“Hey, melamun?” Tanyanya kepadaku sambil menepuk pundakku.
“Eh iya, kenapa?” Aku menjawab sambil sedikit menoleh ke arah wajahnya yang biasa saja sebenarnya, tapi lagi-lagi cahaya hatinya lah yang membuat hatiku bergetar.
“Mikirin apa sih?”
“Tidak ada, hanya..”
“Hanya?”

Ya tuhan, mengapa hatiku terus seperti ini? Selalu berdecit bak rantai yang dipukulkan ke sebuah batu yang besar, membuat suara yang bising, yang selalu membuat aku kehilangan akal sehatku, keberanianku, dan..

“Kamu gugup yah?” Ia kembali bertanya.
“Eh?” Aku tertegun dengan pernyataannya
“Aku juga gugup, ini pertama kalinya ada laki-laki yang mau mengajakku kencan.” Ia mengatakannya sambil menunduk sehingga pipinya merona.
“Iya, aku juga gugup. Sudah banyak wanita yang aku dekati, tapi aku tak pernah sebingung ini, aku takut memulai pembicaraan, takut untuk melihat wajahmu, takut untuk segalanya.”
“Itu kamu bisa ngungkapin semuanya” ia membalas seraya tersenyum.
“Haduh, keceplosan ya?”
“Hahaha” ia tertawa melihatku berkata dengan gugup seperti ini.

Aku mulai menata hatiku lagi, merapikan semua perasaanku dan mengecamkan bahwa aku bisa untuk mengungkapkan semua rasa cinta, sayang, kagum, akan kepribadiannya.
Ya benar, aku harus berani!!.

Aku pun mulai menarik nafas dalam-dalam. menghilangkan segala kekhawatiranku dan..
“Aku mencintaimu bayu” ia mengungkapkan perasaannya kepadaku.
Aku tidak percaya dengan apa yang kudengar saat ini, ia menyatakan perasaan kepadaku? Aku kira akulah yang hanya menyukainya.
“Aku sudah menunggu terlalu lama, aku tahu kau mencintaiku, tapi kau tidak pernah mengatakanya. Akhirnya aku putuskan, akulah yang akan mengatakannya padamu.” Lagi-lagi ia menyatakan perasaannya, aku harus segera membalasnya, aku khawatir hujan yang tak diharapkan akan datang.
“Maaf” aku mulai berkata kepadanya.
“Aku terlalu naif, aku tidak pernah memahami perasaanmu, aku tidak seperti pria lainnya yang berani mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Tapi perlu kau ketahui bahwa aku benar-benar mencintaimu.”

Aku mulai meraih kedua tangannya, dan kutatap matanya dengan sorot mata yang serius. Dan sekali lagi aku mengatakannya.
“Maaf, mungkin ini terlambat. Tapi aku benar-benar mencintaimu!!”
Ia hanya tersenyum dan mulai menutup matanya, aku pun mulai menutup mataku, sedikit demi sedikit kudekati wajahnya dan kubisikan penuh cinta tepat di depannya bahwa aku mencintainya, dan aku pun menciumnya!!
Sesaat dunia seperti hanya milik kita berdua, kemudian aku mulai menjauhkannya dariku lalu aku mulai membuka mataku dan…

Aku berada di kamarku!? Aku menghela nafas, memikirkan apa yang baru saja terjadi dan ternyata itu hanya mimpi. Dan memang itulah yang terjadi, hanya mimpi yang selalu terulang, lagi, lagi dan lagi.

Aku segera bangkit dari tempat tidurku, mandi, dan bersiap untuk berangkat pergi sekolah. Serta menerima kenyataan pahit bahwa sampai saat ini aku tetap tak memiliki keberanian mengatakan cintaku pada mentari.
Haaahhh, mentari. Kau bukanlah orang dengan paras yang cantik layaknya putri dalam cerita dongeng, proporsi badanmu tidak seperti model yang berjalan di catwalk, rambutmu hanya seperti remaja lainnya bukan seperti rapunzel dengan rambut indahnya, kulitmu sedikit kecoklatan, semua fisik tubuhmu itu biasa!!.
Tapi, mengapa kau meneror hatiku seperti ini? Selalu datang dengan mimpi yang menyakitkan, mengapa kau begitu baik?.
Ya, dia begitu baik. Ia selalu menolong orang di sekitarnya dengan tulus, setiap pulang sekolang ia mengajar anak-anak jalanan yang tidak memiliki biaya untuk sekolah.
Minggu pagi hingga petang ia habiskan di panti asuhan untuk membagikan keceriaan kepada anak-anak yang malang itu, ia selalu berbagi, ia selalu memberi.
Jika ada kesempatan berbuat baik, ia selalu berusaha menolong, walaupun kulitnya semakin coklat tersengat matahari, rambutnya kasar karena terpaan angin, raganya terluka, tapi jika untuk menolong orang-orang yang memiliki nasib kurang baik, maka ia siap membantu dengan resiko apapun.

“Pagi bay” rani menyapaku, ia salah satu wanita sempurna di sekolah ini, dan aku? Yap, aku juga salah satu lelaki idaman di sekolah ini.
Dulu aku sering meremehkan orang karena ketampananku, hartaku, keterampilanku, tapi karena mentari aku tersadar, dan saat ini aku terjebak dengan cinta kepadanya.
Sebagaimana tombak poseidon yang tertanam di dasar laut yang sangat sulit untuk ditemukan meskipun lautan surut sekalipun, itulah cintaku kepada mentari, sulit.

“Bay! Bayu…” Teriak putri teman akrab mentari dan juga penolong agar aku dapat dekat dengan mentari.
“Ada apa?”
“Mentari bay!” Putri bicara dengan terengah-engah.
“Mentari? Mentari kenapa? Tenangkan dulu dirimu, lalu ceritakan padaku apa yang terjadi?”
“Mentari pindah sekolah ke australia bay, barusan ia menghubungiku, ia berada di mobil menuju bandara!”
“Apa?” Hatiku hancur berkeping-keping mendengarnya, aku tak bisa berkata apa-apa, aku kehilangan akal, aku harus melakukan apa?
“Bayu!! Kamu ingin menyusulnya tidak!?” Teriak putri padaku
“Kita berangkat sekarang juga!” Aku langsung menarik tangan putri untuk langsung menuju mobilku, aku tidak bisa terlalu banyak bicara untuk saat ini, aku belum mengatakannya, aku belum mengatakan bahwa aku mencintainya.
Mentari, tunggulah aku. Setidaknya berikanlah waktu agar aku dapat mengutarakan perasaanku kepadamu, ya tuhan aku mohon berilah kesempatan untuk pertama dan terakhir kalinya.

Dan akhirnya aku sampai di bandara. Aku menoleh kanan dan kiri tapi aku tak dapat melihat sosok mentari, aku mulai berjalan dari parkiran, tapi parkiran ini begitu luas sehingga memakan waktu cukup lama.

“Bay, itu mentari!!” Teriak putri kepadaku, aku melihatnya, aku langsung berlari ke arah mentari.
“Mentariii…!!” Aku berteriak memanggilnya
Ia menoleh! Aku bersyukur karena tuhan masih memberi kesempatan, tak berlalu lama aku langsung meneriakan perasaanku kepadanya.
“Mentari.. Aku mencintaimu..!!!” Aku berhenti di tengah jalan sambil meneriakkan perasaanku kepadanya.
Ia berlari ke arahku!!! Iya benar, aku tak salah melihatnya, ia berlari ke arahku. Aku melihatnya tersenyum, aku pun berlari menghampirinya.

“Aku mencintaimu mentari” aku mengatakannya sambil memeluknya.
“Aku juga bay, sudah lama aku mencintaimu, tapi aku takut, karena kau terlalu sempurna untukku.”
“Tidak mentari, kaulah yang terlalu sempurna untukku” aku bahagia karena dapat mengatakannya, walaupun setelah ini aku tidak akan bertemu dengannya dalam waktu lama, setidaknya aku telah terbebas dari penjara cinta ini.

“Bayu… Mentari… Awas di belakang kalian…!!!”
Braakkk!!!

Aku tak dapat merasakan kakiku, mataku sayup-sayup untuk melihat, ada banyak darah di sekelilingku, dan mentari?
Dimana mentari? Aku coba untuk melihat sekitarku, aku tak dapat melihatnya, yang aku lihat hanya sekerumunan orang yang sibuk mengitariku.

Mentari? Di mana mentari? Pandangaku mulai samar, bahkan untuk melihat sekitarku, aku hanya dapat menangkap sedikit cahaya dari celah kedua mataku. Pudar, semakin memudar, hingga tak ada yang dapat kulihat lagi.
Tapi, ada seberkas cahaya masuk ke kelopak mataku, kemudian semakin terlihat jelas sekelilingku, semua yang samar sudah mulai terlihat, sedikit demi sedikit dan aku mengetahui apa yang baru saja terjadi, dan apa yang terjadi pada mentari.

MIMPI, yah itulah yang baru saja terjadi.
Mentari, lagi-lagi kau melakukannya.