cerpen liburan
Liburan Seru Ke Pantai
Ting Tung Tang…
Bunyi alarm di kamar Renatha/Ren. Ren segera terbangun. Ren mematikan alarm seraya melihat jam di alarm. Ren segera mandi. Hari ini adalah hari pertama liburan semesteran. Keluarganya rencananya mau menginap di villa pantai sekaligus liburan ke pantai. Usai mandi, Ren mengenakan baju lengan pendek warna merah jambu, celana jeans semata kaki, kerudung warna krim, mantel abu-abu panjang, tak lupa jam tangan gambar kupu-kupu menghias pergelangan tangan kirinya. Setelah berpakain, Ren segera salat Subuh. Usai salat dan membereskan alat salat, ia pun menyiapkan barang-barang untuk menginap di villa. Ia menyeret tasnya menuju mobil.
“Sini, Ren,†ujar Rendy -kakak Renatha- seraya mengangkat tas Ren kebagasi. Rendy kebetulan berada di bagasi mobil. “Ren, Ndy! sarapan dulu sini!!†teriak bunda dari meja makan. Ren dan Rendy menuju meja makan. Mereka sarapan roti panggang keju dan di atasnya berlumuran keju cair dan jus mangga meises.
Usai sarapan, Ren mengenakan sepatu sporty warna merah-putih. Ren masuk kemobil dan duduk manis di jok belakang. Bunda menutup semua jendela, dan mengunci pintu rumah dan pagar. “Sebelum berangkat, kita berdoa dulu. Doa dimulai! Bismillahirrahmanirrahim…,†kata ayah memimpin doa. Lalu mereka berangkat.
Ren sangat bosan. Ren merogoh smartphonenya dari saku mantel. Ia memutuskan untuk berchatting bersama Sahabatnya, Melittha atau Littha. Tiga puluh menit kemudian, mereka pun offline. Ren membuka facebooknya. Nama facebook Ren adalah Ren Atha. Tak sampai 5 menit, Ren keluar dari facebooknya.
Akhirnya mereka sampai di pantai. Ren membawa tasnya menuju villa pesanan ayah. Usai merapikan barang-barang, Ren berganti pakaian dengan kaus dan celana panjang dan kerudung. Ia membawa tikar menuju pasir pantai lembut dan putih. Ia duduk menghadap pemandangan pantai yang indah. Di pahanya terdapat buku tulis dan pena. Di cover depan buku tersebut bertuliskan ‘Kumpulan Karangan Renatha’. Ia menghirup udara pantai, lalu menghembuskannya dengan pelan. ‘Subhanallah, indah sekali!’ batin Ren. Ren mecari halaman yang kosong. Akhirnya ia temukan. Ia ingin membuat puisi.
Pemandangan Pantai
Pantai…
Sungguh betah bila mata melihat pemandanganmu…
Pasir putih yang lembut dan halus, air laut yang membiru. Kapas putih nun indah terlukis di langit biru, sebiru air pantai.
Semiir angin menerpa diriku, sungguh bagai penyejuk dalam hidupku.
Pantai.. Apakah ini namanya pantai?
Subhanallah! cantik sekali.
Sungguh lucu melihat kerang berbagai warna dan bentuk yang lucu…
Angin berhembus juga penyejuk emosi apalahi ditambah pemandanganmu, oh sungguh betah aku berlama lama di sini. Sayang seribu sayang jika dirusak oleh tangan jahil manusia. Ciptaan maha kuasa sungguh indah. Berasa terbang dengan karpet terbang. Terbang mengelilingi surga dunia yang indah ini. Inilah pemandangan pantai bak beranda surga…
Bagaimana puisinya? sangat indah bukan?!
Ia menaruh buku dan pulpen di sampingnya. Ia masih ingin menikmati pemandangan pantai ini. Ren pun meletakkan tikar dan buku pulpennya di dalam villa. Usai membereskan, ia keliling di pingir air laut. Ia bisa melampiaskan rasa kesalnya karena musuhnya, Lani selalu menuduh Ren. Ren hanya bisa sabar dan tabah. Untung Littha selalu mensupport Ren.
Ia mencari kerang di seluruh sudut pantai. Ren juga bermain ayunan di pantai. Yang diikatkan pada batang pohon kelapa ke batang pohon lainnya. Yang mirip gendongan bayi itu loh… Karena angin, Ren akhirnya tertidur.
“Ren, Ren, Ren, Renatha!!!†Teriak Rendy berusaha membangunkan Ren. Teriakan tersebut membuat Ren terbangun. “Kamu ngapain sih, tidur di sini!?†dengus Rendy. “Maaf, abisnya anginnya semilir, sepoi-sepoi. Jadi ngantuk, deh!†jawab Ren. Mereka makan siang di restoran seafood yang tak jauh dari pantai. “Ren, nanti kita liat sunset sore, ya?†bisik pelan Rendy di depan telinga Ren. “Yup!†jawab singkat Ren. Bunda dan ayah memang sudah tahu rencana kedua anaknya.
Usai makan, mereka ke villa lagi. “Masih jam 11.56!†kesal Ren. Akhirnya waktu zuhur tiba. Ren mengambil wudhu dan salar Zuhur. Habis salat Zuhur, Ren segera tertidur. Saat waktu ashar tiba, Ren terbangun. Ren mengambil wudhu lalu salat ashar. Usai salat, ia mandi. Usai mandi, Ren mengenakan kaus lengan panjang warna merah bergambar sepatu balet merah jambu. Di baju bertuliskan ‘The pink shoes’. Celana pink semata kaki polos, dan kerudung rabani putih. Ia menyiapkan kacamata hitamnya dan kamera smartphone. Ren membantu Bunda membuat camilan nanti, yaitu sederhana, chococips cookies. Ayah dan Rendy mencari kelapa. Lalu dituang air kelapanya kegelas. Mereka meggelar tikar di pasir putih.
Matahari hampir tenggelam. Mereka siap dengan kacamata. Ren sudah siap dengan kamera. Dan, Ren berhasil mengabadikannya tepat waktu. Maklum, Ren juga ikut ekskul fotografer. Mereka juga melihat sunrise.
Esoknya, siang-siang Ren dan Rendy akan berenang. Ren sudah siap dengan baju renang muslim lengkap dengan kerudung. Mereka pun langsung menyeburkan diri. Mereka juga mencari kerang. Tak lupa mereka membuat istana pasir. Rendy mengabadikannya dengan kameranya. Tak terasa, mereka harus pulang. Sisa liburan ini untuk menginap di rumah Milia (sepupu). Ren takkan melupakan pengalamannya di pantai. Bahkan Ren membuat scrapbook tentang pemandangan pantai tersebut.
Ting Tung Tang…
Bunyi alarm di kamar Renatha/Ren. Ren segera terbangun. Ren mematikan alarm seraya melihat jam di alarm. Ren segera mandi. Hari ini adalah hari pertama liburan semesteran. Keluarganya rencananya mau menginap di villa pantai sekaligus liburan ke pantai. Usai mandi, Ren mengenakan baju lengan pendek warna merah jambu, celana jeans semata kaki, kerudung warna krim, mantel abu-abu panjang, tak lupa jam tangan gambar kupu-kupu menghias pergelangan tangan kirinya. Setelah berpakain, Ren segera salat Subuh. Usai salat dan membereskan alat salat, ia pun menyiapkan barang-barang untuk menginap di villa. Ia menyeret tasnya menuju mobil.
“Sini, Ren,†ujar Rendy -kakak Renatha- seraya mengangkat tas Ren kebagasi. Rendy kebetulan berada di bagasi mobil. “Ren, Ndy! sarapan dulu sini!!†teriak bunda dari meja makan. Ren dan Rendy menuju meja makan. Mereka sarapan roti panggang keju dan di atasnya berlumuran keju cair dan jus mangga meises.
Usai sarapan, Ren mengenakan sepatu sporty warna merah-putih. Ren masuk kemobil dan duduk manis di jok belakang. Bunda menutup semua jendela, dan mengunci pintu rumah dan pagar. “Sebelum berangkat, kita berdoa dulu. Doa dimulai! Bismillahirrahmanirrahim…,†kata ayah memimpin doa. Lalu mereka berangkat.
Ren sangat bosan. Ren merogoh smartphonenya dari saku mantel. Ia memutuskan untuk berchatting bersama Sahabatnya, Melittha atau Littha. Tiga puluh menit kemudian, mereka pun offline. Ren membuka facebooknya. Nama facebook Ren adalah Ren Atha. Tak sampai 5 menit, Ren keluar dari facebooknya.
Akhirnya mereka sampai di pantai. Ren membawa tasnya menuju villa pesanan ayah. Usai merapikan barang-barang, Ren berganti pakaian dengan kaus dan celana panjang dan kerudung. Ia membawa tikar menuju pasir pantai lembut dan putih. Ia duduk menghadap pemandangan pantai yang indah. Di pahanya terdapat buku tulis dan pena. Di cover depan buku tersebut bertuliskan ‘Kumpulan Karangan Renatha’. Ia menghirup udara pantai, lalu menghembuskannya dengan pelan. ‘Subhanallah, indah sekali!’ batin Ren. Ren mecari halaman yang kosong. Akhirnya ia temukan. Ia ingin membuat puisi.
Pemandangan Pantai
Pantai…
Sungguh betah bila mata melihat pemandanganmu…
Pasir putih yang lembut dan halus, air laut yang membiru. Kapas putih nun indah terlukis di langit biru, sebiru air pantai.
Semiir angin menerpa diriku, sungguh bagai penyejuk dalam hidupku.
Pantai.. Apakah ini namanya pantai?
Subhanallah! cantik sekali.
Sungguh lucu melihat kerang berbagai warna dan bentuk yang lucu…
Angin berhembus juga penyejuk emosi apalahi ditambah pemandanganmu, oh sungguh betah aku berlama lama di sini. Sayang seribu sayang jika dirusak oleh tangan jahil manusia. Ciptaan maha kuasa sungguh indah. Berasa terbang dengan karpet terbang. Terbang mengelilingi surga dunia yang indah ini. Inilah pemandangan pantai bak beranda surga…
Bagaimana puisinya? sangat indah bukan?!
Ia menaruh buku dan pulpen di sampingnya. Ia masih ingin menikmati pemandangan pantai ini. Ren pun meletakkan tikar dan buku pulpennya di dalam villa. Usai membereskan, ia keliling di pingir air laut. Ia bisa melampiaskan rasa kesalnya karena musuhnya, Lani selalu menuduh Ren. Ren hanya bisa sabar dan tabah. Untung Littha selalu mensupport Ren.
Ia mencari kerang di seluruh sudut pantai. Ren juga bermain ayunan di pantai. Yang diikatkan pada batang pohon kelapa ke batang pohon lainnya. Yang mirip gendongan bayi itu loh… Karena angin, Ren akhirnya tertidur.
“Ren, Ren, Ren, Renatha!!!†Teriak Rendy berusaha membangunkan Ren. Teriakan tersebut membuat Ren terbangun. “Kamu ngapain sih, tidur di sini!?†dengus Rendy. “Maaf, abisnya anginnya semilir, sepoi-sepoi. Jadi ngantuk, deh!†jawab Ren. Mereka makan siang di restoran seafood yang tak jauh dari pantai. “Ren, nanti kita liat sunset sore, ya?†bisik pelan Rendy di depan telinga Ren. “Yup!†jawab singkat Ren. Bunda dan ayah memang sudah tahu rencana kedua anaknya.
Usai makan, mereka ke villa lagi. “Masih jam 11.56!†kesal Ren. Akhirnya waktu zuhur tiba. Ren mengambil wudhu dan salar Zuhur. Habis salat Zuhur, Ren segera tertidur. Saat waktu ashar tiba, Ren terbangun. Ren mengambil wudhu lalu salat ashar. Usai salat, ia mandi. Usai mandi, Ren mengenakan kaus lengan panjang warna merah bergambar sepatu balet merah jambu. Di baju bertuliskan ‘The pink shoes’. Celana pink semata kaki polos, dan kerudung rabani putih. Ia menyiapkan kacamata hitamnya dan kamera smartphone. Ren membantu Bunda membuat camilan nanti, yaitu sederhana, chococips cookies. Ayah dan Rendy mencari kelapa. Lalu dituang air kelapanya kegelas. Mereka meggelar tikar di pasir putih.
Matahari hampir tenggelam. Mereka siap dengan kacamata. Ren sudah siap dengan kamera. Dan, Ren berhasil mengabadikannya tepat waktu. Maklum, Ren juga ikut ekskul fotografer. Mereka juga melihat sunrise.
Esoknya, siang-siang Ren dan Rendy akan berenang. Ren sudah siap dengan baju renang muslim lengkap dengan kerudung. Mereka pun langsung menyeburkan diri. Mereka juga mencari kerang. Tak lupa mereka membuat istana pasir. Rendy mengabadikannya dengan kameranya. Tak terasa, mereka harus pulang. Sisa liburan ini untuk menginap di rumah Milia (sepupu). Ren takkan melupakan pengalamannya di pantai. Bahkan Ren membuat scrapbook tentang pemandangan pantai tersebut.