Terjual |
: |
0 |
Disukai |
: |
0 |
Dilihat |
: |
173 |
Stok |
: |
100 |
Apakah kamu pernah mendengar gondok beracun? Mungkin penyakit gondok yang sering kamu dengar dan lihat adalah penyakit gondok biasa. Kedua penyakit gondok ini memiliki perbedaan meskipun secara penampakan terlihat hampir sama, yaitu sama-sama terdapat benjolan menyerupai kupu-kupu di di depan leher.
Simaklah penjelasan di bawah ini untuk mengenal lebih dalam tentang apa itu gondok beracun, apakah perbedaan gondok beracun dengan gondok biasa, gejala gondok beracun, penyebab gondok beracun, dan cara mengobati gondok beracun.
Apa itu gondok beracun?
Gondok beracun adalah penyakit yang ditandai dengan membesarnya kelenjar tiroid. Pembesaran kelenjar tiroid akan membentuk nodul. Nodul yang terbentuk inilah yang membuat tubuh memproduksi terlalu banyak hormon tiroid sehingga menyebabkan terjadinya kondisi medis hipertiroid.
Penyakit gondok beracun (toxic nodular goiter) yang tidak diobati akan memicu munculnya penyakit lain. Penyakit-penyakit yang bisa muncul sebagai komplikasi gondok beracun adalah gangguan fungsi jantung, masalah tulang, dan masalah di tenggorokan.
Biasanya, gondok beracun ini lebih banyak dialami oleh orang tua. Contoh dari penyakit gondok beracun adalah gondok multinodular beracun, gondok beracun difus atau penyakit Graves, dan adenoma beracun atau penyakit Plummer.
Apa perbedaan gondok beracun dengan gondok biasa?
Penyakit gondok ada dua jenis, yaitu gondok biasa dan gondok beracun. Perbedaan gondok biasa dengan gondok beracun terletak pada keseriusan kondisi medisnya. Gondok biasa atau gondok tidak beracun tidak memiliki gejala yang cukup serius walaupun gondok biasa yang tidak diobati bisa berkembang menjadi penyakit gondok beracun.
Seseorang yang mengalami penyakit gondok biasa memiliki produksi hormon tiroid yang normal, sedangkan orang yang menderita gondok beracun memiliki produksi hormon tiroid yang berlebih dikarenakan nodul di dalam benjolan terlalu aktif memproduksi hormon tiroid.
Oleh karena itu, gondok beracun biasanya akan diikuti dengan tanda-tanda hipertiroid. Hal ini juga yang membuat hipertiroid terkadang juga disebut sebagai gondok beracun. Ini dikarenakan penderita hipertiroid telah mengalami gondok beracun terlebih dahulu.
Gejala gondok beracun
Penyakit gondok beracun memiliki beberapa gejala tertentu. Gejala gondok beracun ini sama dengan gejala hipertiroid. Beberapa gejala hipertiroid atau gejala gondok beracun yang dialami oleh seseorang bisa jadi berbeda dengan penderita gondok beracun lainnya. Perbedaan gejala ini juga bisa dipengaruhi oleh usia penderita.
Berikut ini adalah beberapa gejala gondok beracun yang umum:
kelelahan
kram otot
merasa gelisah
intoleransi panas
mengalami kegugupan
sering buang air besar
peningkatan jumlah keringat
siklus haid tidak teratur pada pasien wanita
peningkatan nafsu makan tetapi terjadi penurunan berat badan
terdapat benjolan seperti kupu-kupu di depan leher
Namun, pada penderita gondok beracun yang berusia lanjut, gejala yang dialami kurang spesifik. Gejala gondok beracun pada pasien di atas usia 50 tahun di antaranya adalah cemas, gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur, peningkatan keringat.
Selain itu, penderita gondok beracun yang berusia di atas 50 tahun juga memiliki gejala aneh yaitu nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun. Gejala berupa benjolan di depan leher juga dialami oleh pasien lansia tersebut.
Pada penderita gondok beracun yang berusia di atas 70 tahun memiliki gejala tersendiri. Gejala gondok beracun pada pasien berusia lebih dari 70 tahun di antaranya adalah anoreksia, takiaritmia, dan fibrilasi atrium.
Diagnosis gondok beracun
Selain dengan memperhatikan gejala-gejala gondok beracun, diagnosis gondok beracun perlu dilakukan untuk memastikannya. Diagnosis gondok beracun biasanya dimulai dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan tujuan untuk melihat tanda-tanda nodul di tenggorokan.
Setelah pemeriksaan fisik maka selanjutnya akan dilakukan tes darah. Tes darah ini bertujuan untuk melihat adanya peningkatan kadar hormon T3 dan T4. Peningkatan kadar hormon T3 dan T4 bisa membantuk dokter untuk mendeteksi adanya hipertiroid.
Selain itu, tes darah juga bisa membantu dokter mengetahui kadar hormon perangsang tiroid. Apabila hormon perangsang tiroid ini memiliki kadar rendah maka pasien bisa terindikasi memiliki gondok beracun.
Diagnosis gondok beracun yang lain adalah dengan menggunakan pemindai ultrasound tiroid bersama dengan tes yodium radioaktif khusus. Pasien akan diminta menelan pil terlebih dahulu lalu dokter akan mengamati gambar tiroid untuk mendeteksi nodul.
Penyebab gondok beracun
Sebenarnya penyebab pasti dari gondok beracun belum diketahui. Namun, ada hal tertentu penyebab dari timbulnya penyakit gondok beracun. Penyakit gondok beracun awalnya dimulai dari gondok biasa. Orang tua di atas 50 tahun dan wanita memiliki faktor risiko yang lebih tinggi.
Penyakit gondok biasa memerlukan waktu beberapa tahun sampai menjadi gondok beracun. Penderita gondok biasa yang mendapatkan lebih banyak yodium baik secara oral maupun intravena akan memicu perkembangan gondok biasa menjadi gondok beracun.
Oleh karena itu, penderita gondok biasa harus berhati-hati di dalam pengonsumsian makanan atau obat-obatan yang mengandung yodium. Penderita gondok biasa perlu berhati-hati apabila ingin melakukan CT scan.
Hal ini dikarenakan yodium akan disuntikan sebagai pewarna kontras selama proses CT scan berlangsung. Perpindahan negara yang memiliki perbedaan signifikan terhadap bahan yodium bisa menjadi pemicu munculnya penyakit gondok beracun bagi penderita gondok biasa.
Pengobatan gondok beracun
Pengobatan gondok beracun sebaiknya dilakukan sebelum terjadi komplikasi yang lebih membahayakan keselamatan jiwa. Gondok beracun bisa diatasi dengan menggunakan obat beta blocker. Propranolol adalah contoh beta blocker yang bisa mengobati gondok beracun.
Beta blocker dapat mengendalikan beberapa gejala gondok beracun. Ada juga obat-obatan tertentu yang bisa mengubah cara kerja kelenjar tiroid terhadap penggunaan yodium di dalam tubuh. Jenis obat-obatan ini biasanya digunakan pada terapi radioiodin yang juga salah satu bentuk pengobatan gondok beracun.
Pengobatan lainnya untuk mengatasi gondok beracun adalah dengan terapi radioiodin. Terapi radioiodin sangat efektif untuk mengatasi gondok beracun. Bentuk pengobatan ini bisa mengurangi ukuran nodul pada gondok beracun. Terapi radioiodine adalah bentuk pengobatan hipertiroid yang cukup sederhana.
Selain itu, ada juga pengobatan gondok beracun dengan melakukan tindakan pembedahan untuk mengangkat tiroid. Tindakan operasi pengangkatan tiroid atau tiroidektomi ini baru boleh dilakukan apabila pasien sampai mengalami kesulitan menelan atau bernapas.
Ada juga pengobatan terbaru untuk mengatasi gondok beracun. Pengobatan tersebut adalah dengan ablasi laser. Ablasi laser ini bisa untuk mengangkat nodul dengan menggunakan ultrasound. Akan tetapi, sebelum melakukan tindakan ablasi laser, perlu dilakukan penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya.
Komplikasi gondok beracun
Kondisi gondok beracun yang dibiarkan terlalu lama dan tidak diobati bisa menimbulkan beberapa komplikasi medis. Ada pun beberapa komplikasi medis yang bisa muncul di antaranya adalah gangguan detak jantung, gagal jantung, masalah mental, osteoporosis.
Selain itu, ukuran gondok beracun juga bisa berdampak pada kondisi sulit menelan dan sulit bernapas. Pastinya hal ini akan membahayakan keselamatan pasien. Oleh karena itu, segeralah mengambil keputusan untuk melakukan pengobatan gondok beracun.
Â
Sumber:
Prof H. Hembing W. 2008. Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit. Jakarta: Pustaka Bunda.
Hans Tandra. 2011. Mencegah Dan Mengatasi Penyakit Tiroid. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.