Terjual |
: |
0 |
Disukai |
: |
0 |
Dilihat |
: |
190 |
Stok |
: |
100 |
Pada umumnya, gusi bernanah berasal dari abses gigi. Sementara abses gigi sendiri disebabkan karena adanya infeksi bakteri. Beberapa kebiasaan seperti jarangnya perawatan gigi dan tidak menjaga kebersihan rongga mulut, membuat gigi dan gusi mudah terinfeksi bakteri.
Penyebab Gusi Bernanah
Sebelum membahas lebih jauh mengenai abses gigi, hal penting yang harus diketahui adalah penyebab yang mendasarinya terlebih dahulu. Apabila pertumbuhan bakteri di dalam mulut tidak segera ditangani, hal itu bisa menyebakan infeksi pada gigi dan gusi bernanah.
Sementara itu, abses gigi sendiri terjadi akibat serangan sejumlah sel darah putih untuk melawan infeksi. Sekumpulan sel darah putih dan jaringan yang mati itu kemudian menjadi nanah.
Biasanya nanah yang mulanya berasal dari infeksi gigi akan dialirkan ke gusi sehingga timbul pembengkakan gusi yang berada di dekat akar gigi. Gusi bernanah yang membengkak juga bisa menyebar ke mulut, kulit, tenggorokan, atau tengkorak, tergantung lokasi gigi yang terkena.
Selain kurangnya asupan vitamin terutama vitamin C, beberapa hal lain penyebab gusi bernanah, di antaranya:
1. Adanya radang gusi
Radang gusi bisa terjadi akibat penumpukan plak pada gigi. Meski bakteri pada plak tidak berbahaya bagi kesehatan gusi, namun plak yang tidak dibersihan dengan benar dapat mengiritasi gusi dan bisa membuat gusi bernanah.
2. Adanya sariawan
Pada dasarnya, sariawan bisa berkembang di mana saja. Mereka yang mempunyai penyakit autoimun tertentu biasanya memiliki masalah gusi bernanah yang disebabkan oleh sariawan.
3. Terlalu keras menggosok gigi
Apabila Anda terlalu kencang saat menyikat gigi, hal itu bisa menyebabkan gusi rusak. Rusaknya gusi ini bisa membuat gusi bernanah dan bengkak. Selain itu, apabila Anda salah dalam melakukan flossing gigi, hal itu juga bisa menimbulkan gusi bengkak bernanah.
4. Sedang menjalankan kemoterapi
Meski kemoterapi dilakukan untuk mengatasi suatu penyakit, namun seseorang yang sedang menjalani kemoterapi dapat menimbulkan efek samping bagi kesehatan seperti gusi bernanah, nyeri gusi, hingga pendarahan.
5. Sedang hamil
Selama memasuki masa kehamilan, gusi bernanah berisiko untuk Anda alami karena hormon yang diproduksi saat hamil bisa meningkatkan aliran darah ke gusi. Perubahan hormon tersebut juga bisa menghambat kemampuan tubuh untuk melawan bakteri yang menyebabkan infeksi gusi.
Nah, itulah beberapa hal yang menyebabkan gusi bernanah. Sementara itu, mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau sedang menderita diabetes, lebih rentan mengalami abses gigi.
Penanganan Gusi Bernanah
Saat rasa sakit dari gusi bernanah tidak tertahankan, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri. Namun, sebagian besar pasien membutuhkan obat yang lebih kuat dan hanya bisa didapatkan dengan resep dokter. Beberapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya:
1. Perawatan akar kanal gigi
Merawat saluran akar kanal gigi dilakukan jika infeksi disebabkan dari gigi yang berlubang atau adanya kematian gigi. Gigi yang mati akan dilubangi agar nanahnya bisa kelar. Sementara jaringan yang rusak akan disingkirkan dari pulpa gigi.
Setelah nanah mengering dan lubang gigi dibersihkan, permukaan akar gigi akan dihaluskan dengan scaling di bawah tepi gusi. Cara ini akan membantu mencegah infeksi dan membantu penyembuhan gigi.
2. Mencabut gigi yang terinfeksi
Langkah ini dilakukan apabila perawatan akar kanal gigi tidak berhasil, atau jika gigi telah mengalami pembusukan dan rusak, sehingga perlu dilakukan pencabutan gigi.
3. Drainase abses
Saat prosedur drainase abses dilakukan, Anda akan diberikan bius lokal. Nanah yang terdapat pada gusi akan disayat agar terbuka, sehingga cairan yang mengandung bakteri bisa dikeluarkan dan mengering. Tentunya, langkah ini harus dilakukan oleh dokter gigi.
4. Obat penghilang rasa sakit
Obat penghilang rasa sakit dapat membantu mengurangi rasa sakit saat seseorang sedang menunggu perawatan. Meski begitu obat gusi bengkak bernanah ini tidak bisa menggantikan kunjungan ke dokter gigi.
Paracetamol, ibuprofen atau aspirin adalah beberapa obat penghilang rasa sakit yang efektif. Namun, ada beberapa aturan dalam mengonsumsi obat-obatan tersebut. Jika Anda memiliki (riwayat) asma dan maag, Anda tidak dianjurkan untuk mengonsumsi ibuprofen.
Sedangkan, wanita hamil atau sedang menyusui dan anak di bawah usia 16 tahun tidak diperbolehkan mengonsumsi aspirin. Konsumsi obat penghilang rasa sakit ini harus sesuai anjuran dari dokter gigi.
Guna mencegah penyebaran infeksi, dokter gigi biasanya memberikan antibiotik sekaligus obat penghilang rasa sakit. Perlu diketahui, pengobatan ini tidak bisa menuntaskan masalah gusi bengkak bernanah, karena hanya bisa mengurangi penyebaran infeksi dan efek negatif lainnya. Konsumsi antibiotik haruslah sesuai anjuran dokter.
Gejala Abses Gigi
Setelah Anda mengetahui obat gusi bengkak bernanah dan hal-hal yang menyebabkan gusi bernanah, kini saatnya untuk mengenal lebih jauh mengenai abses gigi.
Gejala utama abses gigi adalah rasa nyeri. Rasanya seperti berdenyut dan bisa sangat menyakitkan. Rasa sakit ini bisa muncul tiba-tiba dan bisa bertambah parah di malam hari. Dalam kasus tertentu, sakitnya bisa menjalar hingga tulang rahang, leher dan telinga.
Berikut adalah gejala abses gigi yang mudah dikenali, antara lain:
Insomnia.
Muncul demam.
Sulit untuk membuka mulut.
Rasa tidak sedap pada mulut.
Kesulitan untuk menelan (disfagia).
Nyeri di area yang terkena abses, terutama ketika mengunyah.
Menjadi sensitif terhadap cairan serta suhu yang panas dan dingin.
Pada dasarnya, abses gigi adalah gangguan pada rongga mulut yang harus segera mendapatkan penanganan. Apabila tidak mendapatkan penanganan, kondisinya bisa bertambah parah dan berakibat pada rusaknya jaringan tulang.
Pengobatan Abses Gigi
Penderita bisa diobati dengan pemberian antibiotik, analgesik, atau drainase sesuai rujukan dokter gigi atau ahli bedah mulut. Dalam kasus abses lokal dan menyebar, drainase harus dilakukan sesegera mungkin.
Jika drainase segera tidak memungkinkan, analgesia yang sesuai (NSAID) harus direkomendasikan sampai infeksi dapat dibuang secara memadai. Pasien harus diberi dosis analgesik (NSAID jika tidak kontra-indikasi) pra-bedah, atau segera setelah operasi.
Terapi antibiotik tidak diindikasikan pada pasien dinyatakan sehat dan ketika abses terlokalisir. Antibiotik sistemik tidak memberikan manfaat tambahan atas drainase dari abses dalam kasus infeksi lokal, kecuali terdapat komplikasi sistemik (misalnya demam, limfadenopati, cellulitis), bengkak menyebar atau untuk pasien immunocompromised.
Berikut adalah tindakan yang bisa Anda lakukan di rumah untuk menghilangkan rasa sakit yang ditimbulkan dari abses gigi, antara lain:
Hindari makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
Mengunyah di bagian sisi mulut yang tidak mengalami abses, mungkin akan mengurangi rasa sakit.
Jangan flossing di sekitar area yang terkena abses.
Gunakan sikat gigi yang lembut.
Jangan merokok.
Sebisa mungkin hindari stres, karena stres dapat meningkatkan hormon kortisol yang memungkinkan terjadinya peradangan di seluruh tubuh Anda.
Penting untuk untuk diketahui, pengobatan rumahan hanya dapat membantu membuat seseorang lebih nyaman saat menunggu pengobatan. Jangan lupa selalu konsultasi dengan dokter untuk menghindari komplikasi abses gigi.
s.ds